ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Hal yang wajib disediakan bagi perempuan adalah Pembalut Yang
Aman. Karena menstruasi bisa saja datang sewaktu-waktu tanpa diundang. Tapi
berita baru-baru ini mengatakan ada banyak daftar nama pembalut wanita yang
ternyata mengandung klorin, yaitu bahan kimia yang biasa digunakan sebagai
pemutih.
Waspada !!Perhatikan Baik-baik Mereknya, Inilah Daftar Pembalut Berbahaya Menurut Penelitian YLKI ! |
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sembilan merk
pembalut wanita. Hasilnya, kadar klorin tertinggi didapat pada pembalut wanita
terkenal merek Charm. "Merek Charm terbukti mengandung kadar klorin
tertinggi, yaitu 54,73 ppm (parts per million)," ujar peneliti YLKI, Arum
Dinta, dalam jumpa pers di Kantor YLKI, Selasa (7/7/2015).
Kemudian, secara berturut-turut, yaitu merek Nina Anion
(39,2 ppm), My Lady (24,44 ppm), VClass Ultra (17,74 ppm), Kotex (8,23 ppm),
Hers Protex (7,93 ppm), Laurier (7,77 ppm), Softex (7,3 ppm), dan Softness
Standar Jumbo Pack (6,05 ppm). Pembelian sampel dilakukan dalam kurun waktu
Desember 2014-Januari 2015 dari ritel modern, agen, dan toko.
Uji laboratorium pembalut memakai cara analisis kimia
spektrofotometri yang dilakukan di laboratorium TUV NORD Indonesia yang telah
diakui. Arum mengatakan, bahan merek pembalut yang sering dipakai oleh konsumen
tidak 100% dari kapas, tetapi ada juga yang menggunakan campuran bubuk kayu dan
limbah pakaian yang mengandung klorin.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi hak konsumen untuk
memakai produk pembalut yang aman.
Kandungan klorin pada pembalut dikhawatirkan dapat menganggu
kesehatan organ intim wanita yang menyebabkan risiko iritasi hingga keputihan.
"Perusahaan harus memperhatikan keamanan produk yang
dibuatnya, apalagi di daerah sensitif bagi wanita," kata Arum
Kain Lebih Baik
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan kandungan
klorin pada 9 pembalut wanita yang biasa dipakai saat menstruasi. Adanya klorin
ini dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan organ intim wanita, yang bisa
menyebabkan risiko iritasi, gatalgatal, hingga keputihan.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi pun menyarankan
konsumen menggunakan pembalut kain yang lebih bersih. "Pembalut kain bisa
diipakai ulang, bisa dicuci dan keamanannya jangka panjang," ujar Tulus
dalam jumpa pers di Kantor YLKI, Jakarta.
Menurut Tulus, pemakaian kain juga lebih ramah lingkungan.
Berbeda dengan pembalut sekali pakai yang pemakaiannya cukup tinggi di
Indonesia. Namun, pembalut kain seperti yang dipakai wanita dulu, kini tak lagi
diminati masyarakat. Pembalut kain dinilai kurang praktis.
Bagi wanita yang aktif, penggunaan pembalut kain
dikhawatirkan tidak bisa menampung darah yang keluar ketika menstruasi.
Sebelumnya, YLKI melakukan penelitian terhadap 9 merek
pembalut wanita dan 7 pantyliner. Hasilnya semua sampel tersebut mengandung
klorin, yang biasa digunakan sebagai pemutih. Tulus mengatakan, konsumen
memiliki hak untuk memakai produk yang aman.
Sebanyak 9 pembalut yang mengandung klorin yaitu merek Charm
(54,73 ppm/parts per million), Nina Anion (39,2 ppm), My Lady (24,44 ppm),
VClass Ultra (17,74 ppm), Kotex (8,23 ppm), Hers Protex (7,93 ppm), Laurier
(7,77 ppm), Softex (7,3 ppm), dan Softness Standar Jumbo Pack (6,05 ppm). Untuk
pentyliner, yaitu V Class (14,68 ppm), Pure Style (10,22 ppm), My Lady (9,76
ppm), Kotex Fresh Liners (9,66 ppm), Softness Panty Shields (9 ppm), CarFree
Superdry. (7,58 ppm), dan Laurier Active Fit (5,87 ppm)
Pembelian sampel pembalut ini dilakukan dalam kurun waktu
Desember 2014-Januari 2015 dari ritel modern, agen, dan toko. Uji laboratorium
menggunakan metode analisis kimia spektrofotometri yang dilakukan di
laboratorium TUV NORD Indonesia yang telah diakui.
Sumber: Tribun